Selasa, 27 Februari 2018

Unsafe Action dan Unsafe Condition



Penyebab dari adanya accident adalah adanya dua jenis unsafe : Unsafe Action dan Unsafe Condition.
Penggambaran Unsafe Action & Unsafe condition :

Lalu Apakah unsafe action dan unsafe condition itu??
A.    Unsafe Action : tindakan – tindakan yang tidak aman dan berbahaya bagi para pekerja.
Peggambaran dan contoh unsafe action:
1.      Bekerja tidak sesuai dengan ketrampilan / skill atau belum mendapatkan training.
2.      Bekerja tidak sesuai dengan prosedur, tidak mengetahui cara bekerja yang aman, tidak mengetahui bahaya dari pekerjaan tersebut.
3.      Menggunakan alat yang tidak sesuai dan alat yang tidak aman.
4.      Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan pekerjaan tersebut
5.      Tidak melakukan hause keeping / menjaga lingkungan kerja yang baik, bersih dan tertata.

6.      Tidak Konsentrasi ataupun bersenda gurau saat melakukan pekerjaan.
7.      Memaksakan diri bekerja saat ngantuk, sakit, atau lelah.

B.      Unsafe Condition : kondisi – kondisi yang tidak aman dan berbahaya bagi para pekerja.
1.      Jam kerja terlalu panjang
2.      Lokasi kerja yang tidak aman



3.      Prosedur kerja yang tidak sesuai
4.      Berdekatan dengan tempat kerja lain yang tidak aman.

Kamis, 29 Maret 2012

Preventive Maintenance Pompa Centrifugal

Preventive Maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pompa dan menjaganya selalu dalam range spect selama operasional.
Contoh preventive maintenance pompa centrifugal:
1.      Melakukan pengecekan tekanan suction dan discharge pump apakah telah sesuai hasilnya dengan standar yang ditetapkan.
2.      Melakukan pengecekan vibrasi pompa, apakah telah sesuai hasilnya dengan standar yang ditetapkan.
3.      Memeriksa level oil atau kondisi pelumasan pada bearing
4.      Melakukan pengecekan sound : normal atau abnormal
5.      Memeriksa sealing line / auto sealing
6.      Melakukan switching strainer dan membersihkan suction strainer secara periodik

Rabu, 28 Maret 2012

Preventive Maintenance Oil Cooler



Pada oil cooler dengan tipe shell and tube dimana oil berada dalam shell dan cooling water melalui tube side maka  preventive maintenance yang dilakukan adalah :

A. Sisi Oil
  1. Check level oil dalam oil storage
  2. Check flow rate oil
  3. Check pressure oil
  4. Check temperature after – before oil cooler
  5. Check warna & foam jika ada melalui sign glass
  6. Check apa ada kebocoran oil
  7. Replace oil secara berkala sesuai schedule ( misalnya tiap 3 bulan ).

B. Sisi Cooling water
  1. Check flowrate cooling water
  2. Check temperature before – after oil cooler
  3. Check qualitas cooling water ( pH, Conductivity, Cloride, turbidity, organic dan lainnya )
  4. Jika terdapat indikasi clogging lakukan air rambling / flushing dengan udara
  5. Jika clogging telah parah maka perlu open cup dan perlu dilakukan mechanical cleaning.
  6. Checmical cleaning dapat dilakukan, tetapi lebih sulit jika dimensi oil cooler kecil.

Selasa, 28 Februari 2012

Metode Kontrol pada Transfer Bahan Cair Pada Tanki Bertekan

Untuk melakukan Transfer fluida bertekanan dari storage tank D-141 ke Mixing tank D-142 maka yang perlu dikontrol :
  1. Menjaga tekanan kedua tangki dengan membuka balance line Valve, XV-146 maka fasa gas akan seimbang di kedua tanki.
  2. Bukaan awal Flow Control Valve FCV-145 pada kondisi minimum flow pompa P-141.
  3. Start Pompa P-141 untuk memindahkan fluida dari tanki D-141 ke D-142. Setelah pompa running bukaan FCV-145 ditambah step by step
  4. Monitor pressure kedua tangki pada PT-141 dan OT-142
  5. Monitor level LT-141 yang akan terus berkurang sementara LT-142 akan bertambah.
  6. Counter yang dipindahkan bisa dihitung dengan perhitungan dari FT-145 
  7. Jika level LT-141 sudah pada titik 0 maka line akan kosong dengan deteksi dari FS-141 yang berubah penunjukan dari fill ke empty.
  8. Jika FS-141 dalam kondisi empty maka Pompa P-141 harus dimatikan.
  9. Selanjutnya FCV-145 dikondisikan full close.
  10. Tutup kembali Balance line pada valve XV-146

Jumat, 24 Februari 2012

Membuat larutan Na2CO3 konsentrasi 5% berat untuk volume 29.7 m3


Gambar Peralatan untuk Membuat larutan Na2CO3 konsentrasi 5% berat  volume 29.7 m3


Membuat larutan adalah hal biasa dalam laboratorium. Namun jika kita membuat larutan dalam jumlah besar dipabrik maka perlu berbagai peralatan dan standart. Sebagai contoh jika kita membuat larutan Na2CO3 5% sebesar 29.7 m3 dalam tangki 40 m3 ( Gambar diatas ). Perlu diperhitungkan adalah kualitas, kemudahan kerja, safety dalam pekerjaan dan waktu yang ada.
Langkah yang dilakuakan :
  1. Cleaning tanki dengan spray water dan drain ke ditch. Pastikan tanki dalam keadaan bersih.
  2. Check Quality air make up / pelarut.
  3. Check Quantity Na2CO( purity Na2CO3  teknis  ± 99%)
  4. Close bottom valve & valve ke ditch
  5. Fill Up water 28.2 m3 dengan control flow & quantity dari FT-101
  6. Start Agitator AG-111
  7. Make Up Na2CO3 pouder ke hopper H-112 bag per bag sampai total 1.5 ton. Gunakan chain hoist untuk meringankan kerja. Check material di hopper. Jika material menggumpal akan tertahan di screen hopper.
  8. Setelah pouring Na2CO3 selesai teruskan Agitasi selama 1 jam. Tutup hopper H-112 agar tidak kemasukan benda asing.
  9. Open bottom valve dan line sirkulasi TK-101 --> SR-101 --> P-101 --> E-101 --> TK-101. Start pompa P-101 dan Sirkulasi Larutan Na2CO3 sampai seluruh larutan dipindahkan. Akan timbul panas selama proses sirkulasi. Cooler diperlukan untuk menjaga suhu larutan tetap terjaga. Jika pressure pompa turun maka perlu cleaning strainer SR-101
  10. Stop Sirkulasi dan ambil sample untuk check consentrasi larutan Na2CO3.